KUALA LUMPUR - Analisis
data oleh Inmarsat terus mengungkap fakta baru tentang apa yang dialami
Malaysia Airlines MH370. Setelah memastikan lokasi jatuhnya pesawat di
perairan selatan Samudra Hindia, kemarin (26/3) Inmarsat mengungkap
penyebab Boeing 777-200 itu jatuh.
Menteri Pertahanan dan penjabat Menteri
Perhubungan Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan, berdasar informasi
terbaru dari teknologi yang belum pernah digunakan, Inmarsat melacak
momen terakhir MH370 selama perjalanan mautnya tersebut
Menurut Hishammuddin, diduga pesawat MH370
jatuh di Samudra Hindia karena kehabisan avtur. “Itu terjadi setelah
pesawat terbang kurang lebih tujuh jam di udara,” ujarnya di Kuala
Lumpur kemarin. Penelusuran data sinyal juga bisa menduga jatuhnya
pesawat diperkirakan pukul 08.11 atau 09.15 waktu setempat pada 8 Maret
2014.
Komunikasi lengkap terakhir MH370
tertangkap sebuah satelit milik Inmarsat yang menjejak dua koridor
pencarian, yaitu koridor utara dan koridor selatan pada pukul 8.11.
“Antara pukul 8.19 pagi dan 9.15 pagi semua komunikasi hilang,” kata
Hishammuddin. Pihak berwenang lalu menyimpulkan bahwa MH370 jatuh di
selatan Samudra Hindia di antara masa 56 menit tersebut karena kehabisan
bahan bakar.
Sementara itu, upaya menelusuri jengkal
demi jengkal perairan di selatan Samudra Hindia akhirnya mendapat temuan
signifikan. Sebanyak 122 benda yang mungkin berasal dari pesawat MH370
berhasil diidentifikasi satelit Prancis. “Pada 25 Maret Malaysian Remote
Sensing Agency (MRSA) menerima gambar-gambar satelit baru dari Airbus
Defence and Space yang berbasis di Prancis. Gambar-gambar itu diambil
pada 23 Maret,” kata Hishammuddin.
Hishammuddin menjelaskan, beberapa benda
yang diidentifikasi satelit Airbus Prancis itu tampak berkilat dan
mungkin terbuat dari bahan padat. “Sebagian objek sepanjang 1 meter.
Yang lain panjangnya mencapai 23 meter,” ungkapnya. Benda-benda tersebut
terlihat di wilayah sekitar 2.557 kilometer dari Perth, Australia.
Tak lama setelah penemuan satelit Prancis,
tiga benda lain yang diduga puing pesawat MH370 terdeteksi pesawat yang
ikut dalam upaya pencarian di selatan Samudra Hindia tadi malam.
Sebuah pesawat sipil Australia yang
bersama sebelas pesawat lainnya menyisir wilayah sekitar 2.500 kilometer
barat daya Perth telah melihat dua benda yang diduga berasal dari
pesawat MH370. Sementara itu, pesawat P-3 Orion milik Angkatan Udara
Selandia Baru telah melihat sebuah benda berwarna biru.
Australian Maritime Safety Authority
(AMSA) lewat akun Twitter-nya seperti dilansir News Straits Times tadi
malam menyebutkan, benda-benda tersebut sempat terlihat dan belum dapat
diangkat. Juga, belum bisa dipastikan apakah objek-objek tersebut
berasal dari MH370.
Dengan semakin banyaknya temuan yang
mendukung dugaan MH370 jatuh di lokasi pencarian, wilayah pencarian
berusaha diperkecil dengan signifikan. Fokus tim SAR multinasional saat
ini mencari black box pesawat. Bila black box ditemukan, akan segera
dianalisis penyebab hilangnya MH370.
Bersamaan dengan upaya menemukan lokasi
jatuhnya pesawat, tim penyelidik yang bertugas di darat juga terus
mengorek informasi tentang siapa yang membuat pesawat MH370 melenceng
jauh dari jalurnya. Berdasar penelusuran data profil kru pesawat,
terungkap, pilot pesawat Malaysia Airlines MH370 Kapten Zaharie Ahmad
Shah sedang galau saat terbang pada hari pesawat itu hilang. Kapten
Zaharie diketahui tengah menghadapi sejumlah masalah.
Seperti dikutip The New Zealand Herald,
kemarin (26/3) seorang sumber yang mengaku teman Zaharie memberikan
informasi bahwa pilot MH370 itu terbang dalam kondisi pikiran yang
buruk. Sumber tersebut merupakan rekan sesama pilot. “Dia (Zaharie)
menghadapi masalah keluarga yang serius. Termasuk perpisahannya dengan
istrinya dan masalah dalam hubungannya dengan seorang perempuan yang
sedang dekat dengannya,” ungkap sumber itu kepada The New Zealand
Herald.
Menurut sumber tersebut, Zaharie sangat
marah ketika tahu sang istri meninggalkannya. Karena itu, muncul dugaan
bahwa Zaharie dengan sengaja membawa MH370 ke Samudra Hindia dengan
tujuan joyride (terbang gembira).
Sumber tersebut menyadari betul bahwa
dirinya bukan merupakan seorang dokter. Namun, dia yakin kondisi pikiran
Zaharie saat menerbangkan MH370 Sabtu (8/3) sedang tidak baik. (ap/bbc/cnn/c5/c9/c10/kim)
sumber : jppn.com